Kenapa Air Laut Asin?


Air laut terasa asin jika dicicipi, setidaknya ini disebabkan 3 hal.

Pertama, akibat aliran air dari darat ke laut. Air hujan yang jatuh ke darat akan meresap ke dalam tanah atau langsung menuju sungai, yang kemudian bermuara ke laut. Sepanjang perjalanan itu, sentuhan dengan mineral didalam tanah tidak bisa dihindari. Mineral ini terbawa sampai ke laut. Daratan adalah sumber mineral utama untuk lautan.

Kedua, deburan ombak di tepi pantai sedikit demi sedikit melarutkan bebatuan. Mineral dari bebatuan itu ikut terakumulasi didalam laut.

Ketiga, adalah tingkat penguapan yang tinggi. Lautan yang begitu luas hanya menguapkan airnya saja, tanpa membawa mineral yang terkandung didalamnya. Semakin tinggi suhu udara membuat tingkat penguapan juga semakin tinggi. Di satu sisi air berkurang, di sisi lain mineral terus terakumulasi. Salinitas akan meningkat seiring bertambahnya mineral yang masuk kedalam laut.

Kadar garam air laut rata-rata adalah 3.5%. Sebagian tempat memiliki kadar garam yang tinggi, misalnya Laut Merah yang kadar garamnya mencapai 4%. Tingginya kadar garam di Laut Merah karena sedikitnya sungai yang bermuara kesana dan tingginya penguapan yang terjadi. Laut Merah lebih mudah membuat orang terapung dibandingkan laut lainnya.

Apa yang terjadi jika air laut tidak asin?. Pertama, air laut akan cepat sekali membeku ketika musim dingin, sehingga kapal-kapal akan sulit berlayar. Semakin tinggi kandungan garam di dalam air, maka titik bekunya akan semakin rendah. Air murni tanpa garam akan membeku pada titik 0 derajat celsius. Sedangkan air dengan kandungan garam yang tinggi bisa membuat air akan membeku pada suhu -10 deraja celsius.

Lalu yang kedua, air laut akan menjadi sumber wabah penyakit. Salinitas yang tinggi menjadi media yang buruk bagi pertumbuhan jamur dan bakteri. Jika air laut tidak asin, maka jamur dan bakteri akan mudah sekali tumbuh.

Kehidupan Air VS Salinitas

Salinitas air sangat berpengaruh pada hewan yang hidup didalamnya. Beberapa hewan air bisa hidup dalam rentang salinitas yang tinggi, artinya hewan ini lebih adaptif dengan kondisi salinitas air. Sebagai contoh adalah Kepiting Biru (Callinectes sapidus) yang bisa hidup di air laut dan juga di air yang hampir tawar. Batas air dikatakan tawar adalah apabila salinitasnya lebih rendah dari 0.5%.


Ikan Salmon juga menjadi contoh hewan yang bisa hidup dalam rentang salinitas yang tinggi. Ia menetas di air tawar, tapi menghabiskan sebagian besar hidupnya di air laut. Salmon kembali lagi ke air tawar dengan mengarungi arus sejauh 1400km untuk berkembang biak. Sebagian besar orang percaya Salmon berkembang biak di tempat dimana dia dilahirkan.

Sebagain hewan lagi hanya bisa hidup di tingkat salinitas yang sangat sempit. Dia tidak akan kuat hidup di luar rentang salinitasnya, atau bisa hidup tapi tidak dapat tumbuh dengan baik. Sebagai contoh, ikan mas yang hanya bisa hidup di air tawar dan ikan tuna yang hanya bisa hidup di air laut. Jika ikan mas di masukkan ke air laut, maka ia akan mati. Kandungan garam pada air laut akan masuk ke dalam jaringan tubuh ikan mas, lalu merusaknya. Begitu juga ikan tuna yang dimasukkan ke dalam air tawar.

Ikan-ikan hias air laut yang dimasukkan ke dalam akuarium tentu juga menggunakan air yang salinitasnya sudah diatur agar ikan dapat hidup dengan baik.

Tulisan : Muhammad Iqbal



Baca Juga :